Ridmawan dinda
Rabu, 19 Desember 2012
Ridmawan dinda: PENGHINA HABIBIE SEKARANG HINA GUS DUR
Ridmawan dinda: PENGHINA HABIBIE SEKARANG HINA GUS DUR: Elite politik Malaysia yang baru saja menghina Presiden B.J. Habibie, Zainudin Maidin , tampaknya masih belum menganggap lontaranny...
PENGHINA HABIBIE SEKARANG HINA GUS DUR

Elite politik Malaysia yang baru saja menghina Presiden B.J. Habibie, Zainudin Maidin, tampaknya masih belum menganggap lontarannya memanaskan
hubungan Indonesia-Malaysia. Selain menolak meminta maaf, Zainudin kini
malah meluaskan penghinaannya pada Presiden Abdurrahman Wahid.
Menulis di blog pribadinya, Selasa, 18 Desember 2012, Zainudin mengecam Habibie dan Gus Dur --panggilan akrab Presiden Wahid--sebagai pemimpin Indonesia yang tidak lagi menghormati kedaulatan Malaysia. Kedua mantan RI-1 ini dinilai sering turut campur dalam urusan politik dalam negeri Malaysia dan "mau mengajar demokrasi pada kami." Habibie sendiri tidak mempersoalkan kecaman ini.
Zainudin membandingkan kondisi sekarang dengan zaman Presiden Soeharto. Ketika itu, kata dia, Soeharto dan Perdana Menteri Tun Abdul Razak sepakat untuk menjaga hubungan baik kedua negara dengan tidak mencampuri urusan politik masing-masing. Zainudin sendiri selain pernah menjadi Menteri Penerangan Malaysia, juga pernah menjadi Pemimpin Redaksi Harian Utusan Malaysia.
Zainudin tampaknya tidak senang dengan dukungan yang ditunjukkan Gus Dur dan Habibie pada mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Sejak pengadilan menyatakan Anwar tak terbukti melakukan tindakan homoseksual --yang di Malaysia dianggap tindak pidana--posisi politik Anwar memang menguat. Partainya, Partai Keadilan Rakyat, kini memiliki kursi di parlemen.
Menurut Zainudin, rakyat Indonesia sekarang berada dalam euforia demokrasi setelah keluar dari penindasan politik sekian lama. "Kegairahan euforia demokrasi Indonesia ini membuat sebagian pihak di Indonesia --terutama Gus Dur dan Habibie-- memandang kecil demokrasi Malaysia dan mau mengajar demokrasi kepada kami," tulisnya.
SKANDAL BUPATI GARUT

Bupati Garut Aceng
HM Fikri menjadi perhatian publik saat ia menceraikan Fany Octora,
perempuan berusia 18 tahun yang dinikahinya secara siri.
Kabar perceraian mahligai rumah tangga yang hanya berumur empat hari itu membuat geger masyarakat Garut hingga sampai ke telinga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Melalui Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, SBY meminta persoalan ini dipantau.
Sebenarnya, seperti apa karakter Bupati Garut Aceng HM Fikri di mata orang-orang dekatnya? Tempo mewawancari seseorang yang mengklaim dekat dengan Aceng. (Baca juga: Rumor Nikah 2 Bulan Aceng-Shinta Jadi Omongan)
Menurut kawan dekat Aceng yang enggan disebut namanya ini, perilaku Aceng yang sering dekat dengan perempuan adalah hal biasa. "Kang Aceng memang seperti itu," ujarnya, Kamis, 6 Desember 2012. Ia dan Aceng berkawan sejak tahun 1999. Saat itu, Aceng gagal mencalonkan diri dalam pemilu legislatif 1999.
Menurut dia, sejak dulu banyak perempuan yang dekat dengan Aceng. Tak jarang Aceng terlihat menggandeng wanita yang berbeda-beda.
Beberapa teman wanita Aceng disebut sebagai keponakan, adik ipar, dan lainnya. Pernah juga Aceng menyebut perempuan yang digandengnya adalah saudara jauh dari Kecamatan Samarang, Tarogong, Garut Kota, hingga ke daerah selatan yang paling ujung di Kota Garut.
Kepada sejumlah wartawan, Aceng menampik semua tuduhan itu. (Baca juga: Keluarga Fany Cabut Gugatan Terhadap Bupati Aceng)
Senin, 06 September 2010
BP/BK
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pelayanan bagi peserta didik yang sangat penting artinya untuk membantu menunjang kelancaran penyelenggaraan pendidikan. Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada mahasiswa agar masing-masing dapat berkembang secara optimal. Layanan yang diberikan dapat berfungsi sebagai upaya pencegahan (preventif), pengembangan, dan perbaikan (kuratif).
Pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah ditujukan pada pribadi siswa secara perseorangan dengan harapan dapat mengembangkan kemampuan individu secara optimal. Secara lebih khusus, sasaran bimbingan dan konseling meliputi tahapan-tahapan pengembangan kemampuan.
Pengungkapan, Pengenalan, dan Penerimaan Diri
Kesadaran tentang diri sendiri ini akan tercapai bila kemamuan pengungkapan diri dapat berkembang dengan baik. Hasil pengungkapan diri dapat berkembang dengan baik. Hasil pengungkapan diri yang obyektif merupakan dasar yang sehat untuk mengenal diri sendiri sebagaimana adanya.
Pengungkapan, Pengenalan, dan Penerimaan Lingkungan
Ada kecenderungan bahwa seseorang individu dewasa tidak hanya dituntut untuk mengenal diri sendiri, melainkan juga dituntut untuk mengenal lingkungannya. Pribadi yang sehat selalu berusaha bersikap positif terhadap diri sendiri dan terhadap diri lingkungannya, sehingga membawa keuntungan timbal balik antara individu dan lingkungannya.
Pengambilan Keputusan
Setelah siswa mampu mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, tahap berikutnya adalah pembinaan kemampuan untuk mengambil keuptusan yang bertujuan agar individu yang dibimbing mampu mengambil keuptusan untuk dirinya sendiri.
Pengarahan Diri
Pengarahan diri ini dapat berupa latihan-latihan secara tekun, mengikuti responsi dengan rajin, berkonsultasi kepada guru dan sebagainya.
Perwujudan Diri
Kemampuan mewujudkan diri merupakan salah satu tujuan akhir dari usaha bimbingan dan konseling. Setiap individu hendaknya mampu mewujudkan diri sendiri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dasar dan kemungkinan-kemungkinan yang dimilikinya. Kemampuan mewujudkan diri akan menunjang terbentuknya insan yang mandiri, bertanggung-jawab, bersemangat, kreatif dan sebagainya.
Ruang lingkup bimbingan dan konseling dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
1. Segi Fungsi, meliputi:
Upaya pencegahan;
Pengembangan;
Penyaluran;
Penyesuaian;
Perbaikan.
2. Segi sasaran bimbingan dan konseling bertujuan agar para siswa mencapai:
Perkembangan melalui pengungkapan, pengenalan, dan penerimaan diri dan lingkungan;
Pengambilan keputusan;
Pengarahan diri;
Perwujudan diri.
3. Segi Layanan, meliputi: Pengumpulan data, Pemberian informasi, Penempatan;
Konseling dan bentuk layanan lainnya;
Alih tangan;
Penilaian dan tindak lanjut.
4. Segi Masalah, meliputi:
Bimbingan pendidikan;
Bimbingan jabatan;
Bimbingan sosial, pribadi emosional.
Pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah ditujukan pada pribadi siswa secara perseorangan dengan harapan dapat mengembangkan kemampuan individu secara optimal. Secara lebih khusus, sasaran bimbingan dan konseling meliputi tahapan-tahapan pengembangan kemampuan.
Pengungkapan, Pengenalan, dan Penerimaan Diri
Kesadaran tentang diri sendiri ini akan tercapai bila kemamuan pengungkapan diri dapat berkembang dengan baik. Hasil pengungkapan diri dapat berkembang dengan baik. Hasil pengungkapan diri yang obyektif merupakan dasar yang sehat untuk mengenal diri sendiri sebagaimana adanya.
Pengungkapan, Pengenalan, dan Penerimaan Lingkungan
Ada kecenderungan bahwa seseorang individu dewasa tidak hanya dituntut untuk mengenal diri sendiri, melainkan juga dituntut untuk mengenal lingkungannya. Pribadi yang sehat selalu berusaha bersikap positif terhadap diri sendiri dan terhadap diri lingkungannya, sehingga membawa keuntungan timbal balik antara individu dan lingkungannya.
Pengambilan Keputusan
Setelah siswa mampu mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, tahap berikutnya adalah pembinaan kemampuan untuk mengambil keuptusan yang bertujuan agar individu yang dibimbing mampu mengambil keuptusan untuk dirinya sendiri.
Pengarahan Diri
Pengarahan diri ini dapat berupa latihan-latihan secara tekun, mengikuti responsi dengan rajin, berkonsultasi kepada guru dan sebagainya.
Perwujudan Diri
Kemampuan mewujudkan diri merupakan salah satu tujuan akhir dari usaha bimbingan dan konseling. Setiap individu hendaknya mampu mewujudkan diri sendiri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dasar dan kemungkinan-kemungkinan yang dimilikinya. Kemampuan mewujudkan diri akan menunjang terbentuknya insan yang mandiri, bertanggung-jawab, bersemangat, kreatif dan sebagainya.
Ruang lingkup bimbingan dan konseling dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
1. Segi Fungsi, meliputi:
Upaya pencegahan;
Pengembangan;
Penyaluran;
Penyesuaian;
Perbaikan.
2. Segi sasaran bimbingan dan konseling bertujuan agar para siswa mencapai:
Perkembangan melalui pengungkapan, pengenalan, dan penerimaan diri dan lingkungan;
Pengambilan keputusan;
Pengarahan diri;
Perwujudan diri.
3. Segi Layanan, meliputi: Pengumpulan data, Pemberian informasi, Penempatan;
Konseling dan bentuk layanan lainnya;
Alih tangan;
Penilaian dan tindak lanjut.
4. Segi Masalah, meliputi:
Bimbingan pendidikan;
Bimbingan jabatan;
Bimbingan sosial, pribadi emosional.
Langganan:
Postingan (Atom)